Kebahagiaan dan Pemuridan

Ada beberapa peristiwa dalam sejarah modern yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi umat manusia.

1) Revolusi Industri – Revolusi Industri pada akhir abad ke-18 menyebabkan penggantian tenaga kerja manusia dengan mesin. Ini telah meningkatkan produktivitas ekonomi, dan peningkatan yang besar dalam produktivitas kilang-kilang dan pertanian. Hal ini juga menyebabkan efek ekonomi yang meningkatkan kenikmatan barang-barang manusia. Hal ini juga secara umum meningkatkan kebahagiaan manusia. Tahap hidup orang biasa di zaman modern mungkin sebanding dengan tahap hidup bangsawan di masa dahulu.

2) Revolusi Populasi- Revolusi industri diikuti oleh revolusi populasi. Disebabkan kemajuan pengetahuan dan teknologi, tahap perawatan perubatan telah meningkat pesat dan penyakit yang dulunya bahaya dapat disembuhkan di zaman modern. Tingkat kematian bayi di zaman modern sudah menjadi sangat rendah, dan kemungkinan wanita meninggal saat melahirkan juga telah sangat berkurang. Sebagai hasil dari peningkatan perawatanperubatan ini, angka harapan hidup telah meningkat dari kurang dari 50 tahun pada pertengahan abad ke-19 menjadi lebih dari 80 tahun saat ini. Revolusi populasi ini juga telah meningkatkan rasa kebahagiaan secara umum.

(3) Revolusi Kesejahteraan Sosial – Kegiatan demokratis masyarakat modern, penghapusan diskriminasi bangsa, penyetaraan gender, penekanan yang lebih besar pada hak asasi manusia dalam politik nasional, dan penyediaan berbagai jenis kesejahteraan nasional serta pengurangan tingkat kemiskinan sosial, semuanya telah memberikan sumbangan pada peningkatan rasa kebahagiaan masyarakat umum. Banyak negara menyediakan pendidikan percuma, insuran kesihatan sosial, sistem bantuan social, berbagai biasiswa untuk melatih bakat, dan bantuan lainnya. Beberapa negara di Europe menawarkan tunjangan sosial yang lebih menarik, sehingga secara umum, rasa kebahagiaan masyarakatnya juga lebih tinggi.

4) Revolusi Teknologi Abad ke-21 – Perkembangan teknologi dalam 20 tahun terakhir sangat pesat dan telah meningkatkan kenyamanan hidup, dan mengarah ke mutu hidup yang lebih baik. Perkembangan teknologi modern sedang menuju ke arah perkembangan geometris dan tidak ada yang dapat memperkirakan bagaimana kehidupan manusia akan berubah di masa depan. Apa yang mustahil 50 tahun yang lalu kini telah menjadi kenyataan.

Namun adakah kebahagiaan manusia telah berubah? Adakah pertumbuhan kewangan, peningkatan usia hidup, peningkatan manfaat sosial, dan kemajuan teknologi benar-benar telah meningkatkan kebahagiaan manusia? Bagaimana kita boleh yakin bahawa manusia modern lebih bahagia daripada manusia di masa dahulu?

Sebenarnay kebahagiaan adalah satu perasaan bersifat subjektif dan relatif, dan biasanya menukar kalau membandingkannya dengan orang lain, atau dengan ekspektasi seseorang.

Contoh 1: Situasi perbandingan dengan orang lain. Ketika pendapatan bulanan awak adalah $10.000 dan teman atau teman sekelas awak hanya $5.000 per bulan, maka awak merasa lebih bahagia. Namun, jika pendapatan teman atau teman sekelas anda adalah $20.000 dan pendapatan anda tetap sama, awak tidak lagi merasa bahagia, meskipun anda masih menerima gaji $10.000.

Contoh 2: Situasi perbandingan dengan ekspektasi anda sendiri. Ketika ekspektasi anda adalah membeli Proton Saga, dan anda berjaya membelinya, anda merasa bahagia. Tapi ketika harapan anda adalah membeli BMW baru, tapi awak hanya mampu membeli Proton Saga, anda merasa tidak bahagia meskipun anda mendapatkan kereta yang sama.

Kebahagiaan dunia itu tidak nyata. Kebahagiaan adalah perasaan peribadi yang dapat dimanipulasi melalui psikologi. Kebahagiaan peribadi tidak harus menjadi matlamat kehidupan, dan juga bukan tujuan hidup kita.

Satu-satunya hal yang paling berharga dalam hidup adalah hidup dalam kehendak Tuhan. Satu-satunya tujuan hidup adalah memahami Firman Tuhan dan hidup dalam ajaran Tuhan. Satu-satunya cara untuk berbahagia dalam hidup adalah dengan menghidupi ajaran-ajaran Tuhan.

Pemuridan adalah untuk menolong Anda menemukan kebahagiaan dalam hidup. Pemuridan adalah untuk menolong Anda menemukan makna hidup. Pemuridan adalah tentang menemukan panggilan hidup Anda dan menghidupi dalam kebahagiaan.

Pemuridan membantu Anda bergerak menuju kebahagiaan.

Happiness and Discipleship

There are several events in modern history that have had a profound impact on mankind.

1) The Industrial Revolution – The Industrial Revolution of the late 18th century led to the replacement of human labour with machinery on a large scale, which greatly increased the productivity of the economy, and led to a rapid increase in both industrial and agricultural productivity. This also led to economic growth that increased the living standard of humankind. This has also generally increased human happiness. The standard of living of an ordinary person in modern times may be comparable to that of an aristocrat in the olden days.

2) Population Revolution- The Industrial Revolution was followed by a population revolution. Due to the advancement of knowledge and technology, the medical standard has been greatly improved and diseases that were once fatal can be cured in modern days. The death rate of babies today is very low, and the chances of women dying in childbirth have also been greatly reduced. As a result of this improvement in medical care, life expectancy has increased from less than 50 years in the mid-19th century to more than 80 years today. This population revolution has increased the general sense of happiness.

(3) Social Welfare Revolution – The democratic activities of modern society, the abolition of racial discrimination, the equalization of genders, the greater emphasis on human rights in national politics, and the provision of various types of national welfare and the reduction of the social poverty rate have all contributed to an increase in the sense of happiness of the general public. Many countries provide free education, social health insurance, government assistance mechanisms, various scholarships to train talents, and other benefits to the people. Some of the Northern European countries offer even more attractive social benefits, so generally speaking, the general sense of happiness of the citizens is also higher.

4) 21st Century Technological Revolution – The technological development in the last 20 years has been rapid and has greatly improved the convenience of life, which has led to a better quality of life. The development of modern technology is heading towards a geometrical development and no one can estimate how human life will change in the future. What was impossible or merely science fiction 50 years ago has now become a reality.

However, has human happiness increased? Has material growth, increased life expectancy, increased social benefits, and technological advances really increased human happiness? How can we be sure that modern humans are happier than those of the past?

Happiness is very subjective and relative, and usually varies when we make comparisons with others, or with one’s own expectations.

Example 1: (A situation of comparison with others.) If my monthly income is $10,000 and my friend or classmate’s income is $5,000 per month, then I feel happier. However if my friend or classmate’s income is $20,000 and my income remains the same, I am no longer happy, even though I still receive $10,000 monthly.

Example 2: (A situation of comparison with own expectations.) When my expectation is to buy a Proton Saga, and I succeed in buying one, I feel happy. But when my expectation is to buy a new BMW, but I can only afford to buy a Proton Saga, I feel unhappy even though I still get the Proton Saga.

The happiness of the world is unreal. It is a personal feeling that can be manipulated psychologically. Personal happiness should not be an indicator of life, nor is it the purpose of our lives.

The only thing that is most valuable in life is living according to God’s will. The only purpose in life is to understand God’s will and to live in God’s teachings. The only way to be happy in life is to live out God’s great commission.

Discipleship training is to help you find happiness in life. Discipleship training is to help you find the meaning of life. Discipleship training is about finding your calling in life and living out true happiness.

Discipleship helps you move toward happiness.

幸福生活与门徒训练

人类在近代历史中有几项影响至深的事件。

  1. 工业革命 – 18世纪末的工业革命使到机械大规模的取代了人力,这大大的提高了经济的产能,使到工业和农业的生产力都得以高速的提高。这同时也带动了经济效应,提升人类的物资享受。这也普遍的提高了人类的幸福感。现代一个普通的人的生活水平,可能媲美旧时代一个贵族的生活享受。
  • 人口革命- 工业革命後也带来了人口革命。由于知识科技水平的提升,各类医疗的水准大大提高,以前致命的疾病,在现代都可以被医治。现代婴孩的夭折率非常的低,同时妇女生产的死亡几率也大大的拉低。因着医疗水平大大的提升,人类普遍寿命也从19世纪中期的少于50岁,提升到现在的80多岁。这人口革命也普遍提高了人们的幸福感。
  • 社会福利革命- 现代社会的民主活动,种族歧视的废除,性别的平等化,国家政治更注重人权,也提供了各类的国家福利,减低了社会贫穷率,这些都提升了普遍大众的幸福感。许多国家都提供中小学免费教育,社会健康保险,政府援助机制,各类奖学金培养人才,等等的福利。一些北欧国家提供的社会福利更是诱人,因此一般上,普遍的公民的幸福感也比较高。
  • 21世纪科技革命- 近20年来的科技发展,日新月异,大大提升了生活的便利性,这使到生活素质更好。现代科技的发展,正朝向一种几何式的发展,没有人能够估计未来人类生活会有怎样的变化。50年前的不可能或科幻故事,现在都变成了事实。

然而人类的幸福感有改变吗? 物质的增长、寿命的增加、社会福利的增多、科技的发达真的使到人类的幸福感增加了吗?我们怎么能够肯定现代人比以前的人类更快乐了呢?

幸福感是很主观也是相对的,通常都在一种与别人攀比,或与自己的期望对比的情况下变化。

例子一:与别人攀比的情况。当我每月的收入是一万元,而我的朋友或同学每月的收入是五千,那我就会觉得比较幸福。然而如果我朋友或同学的收入是二万,而我的收入不变,虽然我还是领一万元薪水,但我已经不幸福了。

例子二:与自己的期望对比。当我的期望是要买一辆Proton Saga, 而我又成功买到时,我就会感觉很幸福。但是当我的期望是买一辆新型BMW,但我的能力只能买一辆Proton Saga时,虽然我得到的车还是一样,但是我就觉得不幸福了。

世界的幸福感是不真实的,是可以透过心理学来操控的个人感觉。个人幸福感不应该是人生指标,也不是我们生命的目的。

唯有活在神的旨意里才是人生最有价值的事。唯有明白神的话语,并活在神的教导里,才是人生的目的。唯有活出神的教导,人生才会有幸福。

门徒训练就是帮助你找到人生的幸福。门徒训练就是帮助你找到人生的意义。门徒训练就是要你找回人生的召命,活出幸福的色彩。

门徒训练帮你走向幸福。

Pengurusan dan Pemuridan

Gereja adalah sekelompok orang, sebuah komuniti yang hidup dalam realiti. Oleh kerana gereja adalah sekelompok orang, maka gereja harus memiliki pengurusan yang baik. Tanpa pengurusan yang baik, sulit bagi gereja untuk bertumbuh secara berkesan dan memenuhi Amanah Agung yang diberikan oleh Yesus.

Model pengurusan apa sesuai untuk gereja? Adakah pengurusan gaya korporat, atau pengurusan gaya keluarga? Ataukah pengurusan campuran kedua-dua?

Pengurusan gaya korporat berfokus pada memaksimalkan kepentingan seluruh korporat, dan semua keputusan dipimpin oleh kepentingan korporat. Logikanya di sini adalah bahawa hanya jika kepentingan korporat dimaksimalkan, maka kepentingan semua anggota korporat, termasuk pemegang saham, pengurusan, perkerja, dan pihak-pihak berkaitan, dapat dilindungi secara adil. Hanya dengan memastikan bahawa kepentingan korporat dimaksimalkan, kita dapat mengelakkan beberapa orang merugikan kepentingan seluruh korporat demi kepentingan peribadi mereka sendiri. Oleh kerana itu, dalam pengurusan korporat, kecekapan and produktiviti amat dipentingkan kalau dibantingkan dengan unsur lain untuk memaksimalkan kepentingan korporat.

Pengurusan korporat memaksimalkan keuntungan dengan berfokus pada Meritokrasi, Pragmatisme, dan Kejujuran. Kepentingan individu tidak dipertimbangkan jika membahayakan kepentingan korporat secara keseluruhan. Hanya dengan demikian korporat dapat membuat keputusan terbaik untuk memaksimalkan kepentingannya.

Tentu saja pengurusan korporat untuk memaksimalkan keuntungan sering dikritik kerana dianggap tidak personal dan juga mengeksploitasi hak asasi manusia.

Pengurusan gaya keluarga tidak seperti pengurusan gaya korporat. Keluarga berfokus pada hubungan. Keluarga juga tidak mengukur nilai individu dengan produktiviti. Keluarga juga tidak memikirkan apa yang berhasil secara praktis, kerana dalam keluarga, kucing yang tidak boleh menangkap tikus juga merupakan kucing yang baik. Dalam keluarga, kami menekankan untuk saling mengasihi satu sama lain daripada memaksimalkan produktiviti. Kita setia mengorbankan kepentingan kita sendiri untuk menjaga kepentingan anggota keluarga lainnya.

Tentu saja di bawah pengurusan gaya keluarga, pertumbuhan dan matlamat korporat sering kali menjadi omong kosong sahaja.

Jadi, adakah gereja harus mengguna pengurusan korporat, atau pengurusan gaya keluarga, atau model bercampur?

Jika kita patut mengamalkan pengurusan gaya keluarga, lalu mengapa kita menetapkan matlamat dan mengejar pertumbuhan? Bukankah kita sering membandingkan diri kita dengan denominasi lain? Kita sering berfikir bahawa denominasi lain lebih baik dari Anglican dalam semua aspek perkembangan. Bukankah kita juga sering membandingkan diri kita dengan agama lain? Kita selalu berfikir bahawa agama lain lebih baik daripada kita dalam pelayanan social. Jika kita tidak berfokus pada produktiviti, lalu mengapa kita membandingkan diri kita sendiri?

Jika kita patut mengamalkan pengurusan korporat, mengapa kita tidak pernah meninjau efektivitas tujuan kita? Mengapa kita menetapkan matlamat setiap tahun, tetapi tidak pernah secara serius menerapkannya? Mengapa pastor-pastor yang tidak efektif tidak pernah dikritik dan diminta untuk memajukan diri? Mengapa anggota yang acuh tak acuh tidak pernah dihajar dan diminta untuk bertaubat? Mengapa kepentingan peribadi lebih penting daripada kepentingan gereja? Mengapa kita tidak memaksimalkan kepentingan gereja?

Sebenarnya, ada kelebihan dan kekurangan dalam setiap model pengurusan. Model pengurusan gereja harus menggalakkan anggota untuk melayani dengan hati seorang hamba. Gereja adalah tempat untuk saling melayani. Gereja adalah tempat untuk saling memberi. Gereja adalah tempat untuk saling bekerja bersungguh-sungguh. Gereja tidak harus mementingkan sendiri sahaja, tetapi gereja juga tidak harus memiliki kucing yang malas menangkap tikus. Gereja tidak perlu memaksimalkan kepentingannya, tetapi para anggotanya juga tidak boleh menjadikan kepentingannya sendiri sebagai fokus utama, mereka harus selalu memperhatikan satu sama lain.

Bagaimana gereja dapat mencapai keadaan seperti itu? Ini semua adalah teori jikalau setiap anglota tidak bertumbuh. Agar setiap angkota dapat bertumbuh, maka setiap orang harus bertumbuh secara rohani.

Tujuan pemuridan adalah untuk menolong anda bertumbuh secara rohani. Tujuan permuridan bukan untuk membebankan awak, tetapi untuk membantu awak bertumbuh dan menjadi seorang yang boleh memajukan gereja. TIDAK ada sesiapa di gereja patut tetap terhenti. Semua anggota patut bertumbuh.

Management and Discipleship

The church is a group of people, a community living in reality. Since it is a group of people, it must have good management. Without good management, it is difficult for the church to grow effectively and fulfil the Great Commission entrusted to it by Christ.

What kind of management is suitable for the church? Is it a corporate style, or a family style management? Or is it a comprehensive one?

Corporate style management focuses on maximising the interests of the whole enterprise, and everything is led by the interests of the enterprise. The logic behind is that only if the interests of the enterprise are maximised, then the interests of all the members of the enterprise, including shareholders, management, workers, and related parties, can be fairly protected. Only by ensuring that the interests of the enterprise are maximised, can we avoid some people violated the interests of everyone due to their own personal interests. Therefore, the corporate management only talk about efficiency and performance, and avoid talking about personal interests in order to maximise the interests of the enterprise.

Corporate management maximised profit by focusing on Meritocracy, Pragmatism and Honesty. The favouritism is usually not considered. (This is why we are opposed to the bumiputera quota system). Individual interests are not considered when they jeopardize the interests of the enterprise as a whole. Only then can the enterprise make the best decisions in terms of performance, practicability and integrity to maximise the interests of the company.

Of course corporate management to maximise the profit is often being criticized as impersonal and sometimes exploiting human rights.

Family style management is not like business style management. Families are relationship-focused. Families don’t measure the value of individuals in terms of performance. Families also don’t think about what works practically, because in a family, a cat that can’t catch a mouse is also a good cat. In the family, we emphasize loving one another rather than productivity. We may even give up our own interests to safeguard the interests of other family members.

Of course under family style management, performance, growth and other corporate goals are often empty talk.

So should the church use corporate management, or family-style management, or integrated?

If it is family style management, then why do we set goals and pursue achieving goals? Don’t we often like to compare ourselves with other denominations? We often think that other denominations are better than Anglican in all aspects of development. Don’t we also often compare ourselves with other religions? We always think that other religions are doing better than we are doing in Christianity, especially in social works. If we don’t focus on performance, then why do we compare ourselves?

If it is corporate management, then why do we never review the effectiveness of our goals? Why do we set goals every year, but never seriously pursue for it? Why are ineffective pastors never been criticised and asked to improve themselves? Why are indifferent church members never been reprimanded and asked to repent? Why do personal interests outweigh the interests of the church? Why does the interests of the church seldom been emphasized?

In fact, there are advantages and disadvantages to any kind of management model. A correct church’s management model should inspire members to serve with a servant’s heart. The church is a place to serve one another. The church is a place to give to one another. The church is a place to work hard for one another. The church doesn’t have to emphasize in its interests, but neither should the church have cats that don’t catch mice. The church doesn’t need to maximise its interests, but neither should the members have their own interests as the main focus. Everyone should always look out for one another.

How can the church reach such a state? These will always be theories unless everyone keeps growing. For everyone to grow, then everyone must grow spiritually. The goal of discipleship is to help you grow spiritually. NO one in the church should remain stagnant. Everyone must grow.

管理学与门徒训练

教会是由一群人组成的团体,是生活在现实的一个群体。既然是由人组成的团体,那就必须有良好的管理。没有良好的管理,那教会就很难有效的发展,也难以完成基督交托的大使命。

那怎样的管理才适合教会?是企业式的管理,还是家庭式的管理?还是综合型?

企业式的管理注重的整个企业的最大利益化,一切都是以企业的利益为主导。这里面的逻辑是唯有企业的利益最大化,那全体企业内的成员,包括股东、管理层、员工、以及相关人士的利益,才能够公平的得到保障。只有确保企业利益的最大化,那才能避免某些人因着个人的私利,损害了大众利益。因此在企业的管理里,只谈效率、绩效、产能,而避免谈人情, 这才能使企业的利益最大化。

企业管理最大利益化注重的效绩制(Meritocracy),实践性(Pragmatism)以及诚信(Honesty)。人情因素通常都不在企业的考虑下。(这也是我们为什么反对土著固打制的原因)。当个人的利益危害到企业整体利益时,个人的利益都不在考虑的范围内。唯有这样,企业才能以绩效、实践性以及诚信来作最好的决定,以使企业的利益得到最大化。

当然企业管理利益最大化,常常被批评为没有人情味,也剥削人权。

家庭式的管理就不像企业式的管理。家庭是注重关系的地方。家庭也不会以绩效来衡量个人的价值。家庭也不会考虑什么有效的实践性,因为在家庭里,一只不会抓老鼠的猫也是一只好猫。在家庭里,我们强调相亲相爱,而不是利益最大化。我们甚至可以放弃自己的利益,来维护其他家庭成员的利益。

当然在家庭式的管理下,绩效、成长等等企业目标往往都是空谈。

那教会应该是企业管理呢,还是家庭式管理,或者是综合型?

如果是家庭式管理,那我们为什么要定下目标,追求效益?我们不是常常都喜欢与其他的宗派攀比吗?常常都觉得其他宗派在各方面都比我们发展优秀。我们不也是常常攀比自己与其他的宗教吗?总觉得其他的宗教都做的比我们基督教好。如果不注重效绩,那为什么攀比呢?

如果是企业管理,那我们为什么从来不检讨目标成效呢?为什么每年都定目标,但从来没有认真执行目标?为什么没有效率的牧者从来不被批判要求改正呢?为什么无动于衷的会友没有被责备并要求悔改? 为什么个人的利益会大过教会的利益呢?教会利益最大化是不是正确的呢?

其实任何一种的管理模式都有优点和缺点。教会的管理模式应该是激发会友以仆人的心志参与服侍。教会是一个彼此服侍的地方。教会是一个彼此付出的地方。教会是一个彼此努力的地方。教会不必追求利益最大化,但教会也不应该有不抓老鼠的猫。教会不需要利益最大化,但会友也不可以以自己的利益为主,总要彼此相顾。

怎样才能使教会达到这样的境界呢?除非大家都不断成长,要不然这些永远是理论。大家要成长,那大家都必须要在属灵上成长。门徒训练的目标就是要帮助你在属灵上成长。

Ekonomi dan Permuridan

Salah satu masalah yang dihadapi di ekonomi adalah bagaimana memaksimalkan fungsi sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan produk yang paling bernilai. Jadi, apa yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi sumber daya untuk menghasilkan produk yang paling bernilai? Mengapa negara-negara tertentu lebih produktif daripada yang lain? Mengapa pendapatan perseorangan di beberapa negara beberapa kali lipat dari negara lain? Apa  faktor yang membuat sesetengah negara menjadi negara maju, manakala negara lain “negara berkembang”, dan sebahagian negara miskin?

Faktor kuncinya adalah pengetahuan dan teknologi. Seperti yang kita semua tahu, negara yang memiliki pengetahuan dan teknologi adalah raja. Negara yang tidak memiliki pengetahuan dan teknologi hanya boleh mengikut atau dieksploitasi. Semakin canggih sebuah negara, semakin negara tersebut dapat memaksimalkan produktivitinya dan mendapat hasil yang terbanyak. Baik itu produksi industri atau penyediaan layanan profesional, mereka yang memiliki pengetahuan dan teknologi dapat memaksimalkan daya pengeluaran dan memaksimalkan efisiensi ekonomi.

Sebagai contoh:

Negara A memiliki sumber alam semula jadi, tetapi tidak memiliki teknologi untuk membuat barangan yang bermutu tinggi. Oleh sebab tidak memiliki teknologi industri tingkat tinggi, mereka hanya dapat mengekspot sumber alam semula jadi untuk mendapatkan sumber ekonomi.

Negara B memiliki sumber alam semula jadi dan teknologi untuk membuat barangan yang bermutu rendah. Mereka tidak memiliki teknologi industri tingkat tinggi, sehingga hanya dapat mengekspot barangan setengah jadi untuk mendapatkan sumber ekonomi.

Negara C tidak memiliki sumber alam semula jadi, tetapi memiliki teknologi industri tingkat tinggi dan dapat menhasilkan semua jenis jentera dan kenderaan dan mengekspotnya ke seluruh dunia. Selain itu, mereka juga menyediakan jasa kewangan dan konsultasi usahawan. Mereka mengimpot bahan mentah dari negara A dan barang setengah jadi dari negara B dan mengekspot mesin dan kenderaan ke negara A dan B, menghasilkan selisih perdagangan yang sangat besar.

Jadi, menurut anda, negara mana yang memiliki keluaran ekonomi tertinggi? Negara mana yang memiliki ekonomi terkaya?

Jawabannya sudah jelas. Negara yang memiliki pengetahuan dan teknologi untuk memaksimalkan kapasitas dan memberikan manfaat ekonomi paling besar.

Dengan ringkasnya, sesiapa saja yang memiliki kemampuan untuk mengambil sepotong besi dan secara beraturan memprosesnya menjadi sebuah kenderaan adalah pemenangnya.

Jadi, izinkan saya memberi pertanyaan kepada anda: Adakah anda menghasilkan lebih banyak wang dengan menjual besi, atau menjual besi yang sudah diproces untuk menjadi kenderaan?

Balik ke keadaan di gereja. Dapatkah prinsip-prinsip ekonomi ini diterapkan di dalam gereja? Dapatkah prinsip-prinsip ekonomi membawa kepada kemajuan dan pertumbuhan yang lebih besar di dalam gereja?

Saya percaya prinsip-prinsip yang sama dapat diterapkan pada gereja. Gereja hanya dapat bertumbuh dengan memaksimalkan produktivitas para anggotanya. Namun, bagaimana kita dapat meningkatkan produktivitas para anggota kita? Hanya ada satu jawapan, iaitu melalui pemuridan dan pelatihan. Semakin banyak gereja berfokus pada pemuridan dan pelatihan, semakin tinggi produktivitasnya, dan semakin sedikit gereja berfokus pada pemuridan dan pelatihan, semakin rendah produktivitasnya.

Jika Malaysia ingin maju dan makmur, negara kita harus meningkatkan kemampuan intelektual dan teknologinya. Bukan sahaja pengetahuan dan teknologi dari beberapa orang, tetapi pengetahuan dan teknologi seluruh bangsa. Maka investor asing akan bersedia datang dan melabur di negara kita. Semasa sebuah perusahaan mempertimbangkan sama ada mahu mendirikan kilang di sini atau tidak, faktor pertama yang mereka menimbangkan adalah sama ada kita memiliki tenaga kerja mahir untuk mendukung produksi mereka di sini. Jika kita tidak memiliki tenaga kerja mahir, dan jika kita tidak memiliki dukungan mahir dari industri hulu dan hilir, maka meskipun ada insentif hasil atau dukungan perniagaan, mereka tidak akan datang ke negara kita untuk melabur. Cuba fikirkan, adakah anda akan pergi ke Laos untuk mendirikan kilang elektronik berteknologi tinggi?

Demikian pula, bagaimana sebuah gereja dapat bertumbuh jika tidak memiliki angkota-angkota and berkerohanian?

Di sini kita dapat menyimpulkan bahawa tanpa pengetahuan dan teknologi, ekonomi suatu negara tidak dapat bertumbuh. Dengan cara yang sama, gereja tidak dapat bertumbuh tanpa pemuridan dan pelatihan, begitu juga dengan pelayanan.

Agar gereja dapat bertumbuh, kita harus meningkatkan kerohanian para anggota secara keseluruhan, terutama dalam empat bidang ini. Yang pertama adalah komitmen mereka kepada Tuhan. Kedua, kesediaan mereka untuk melayani dengan sikap hamba. Yang ketiga adalah kesediaan mereka untuk menginjili dengan semua keupaya. Yang keempat adalah kemampuan mereka untuk mempelajari sifat-sifat Yesus.

Ketika kita memberdayakan semua anggota dalam empat bidang ini, kita dapat meningkatkan daya pengeluaran gereja dan membawa lebih banyak orang untuk percaya kepada Yesus.

Economics and Discipleship Training

One of the problems that economics deals with is how to maximize the usage of limited resources to produce the most valuable product. What does it take to maximize the usage of resources to produce the most valuable product? Why are certain countries more productive than others? Why is the per capital income of some countries several times comparing with others? What are the factors that make some countries developed, some developing and some poor?

The key factors are knowledge and technology. As we all know, a country with knowledge and technology is the king. Countries that do not have knowledge and technology can only working for them or be exploited. The more sophisticated technology a country have, the more it can maximize its productivity and reap the greatest rewards. Whether it is industrial production or the professional services, those who have knowledge and technology can maximize production capacity and maximize economic efficiency.

Take an example:

Country A has natural resources, but it does not have the knowledge and technology to make it into a valuable final product, , so it can only export its natural resources to obtain an income.

Country B has natural resources and limited technology to make it into half produst. Since it does not have the advance industrial technology, it can only export semi-productions for economic gain.

Country C does not have natural resources, but it does have high level industrial technology and is able to manufacture all kinds of machinery and automobiles and export them all over the world. In addition, they provide financial services and business consultation services. They import raw materials from country A  and B and export machinery and automobiles back to them, earning a huge trade differences.

So what do you think? which country has the highest economic capacity? Which country has the richest economy?

The answer is obvious. The country that has the knowledge and the technology is able to maximize capacity and bring the most economic benefits. Simply put, Whoever has the ability to take a piece of raw material and sequentially process it into an advance consumer product is the winner.

Let me ask you a question: do you make more money selling raw materials, or selling advance high-tech products?

So now let us go back to church environment. Can these economic principles be applied to the church? Can economic principles lead to more progress and growth in the church?

I believe the same principles can be applied to the church. The church can only grow by maximising the productivity of its members. However, how can we increase the productivity of our members? There is only one answer, and that is through teaching and training. The more the church focuses on teaching and training, the higher the productivity, and the less the church focuses on teaching and training, the lower the productivity.

If our country is to progress and prosper, it must increase its intellectual and technological capacity. Not just the knowledge and technology of a few, but the knowledge and technology of the whole nation. Then foreign investors will be willing to come and invest in our country. I think when a company is considering whether or not to set up a factory in our country, the first factor they consider is whether we have the relevant talents to support their production here. If we do not have the relevant talents, and if we do not have the support of the upstream and downstream industries, then even if there are tax incentives or business packages, they will not come to our country to set up factories. Quite simply, would you go to Laos to set up a high-tech electronics factory?

Similarly, how can a church grow if it does not have the teaching and training to make the members grow in spirituality?

Here we can conclude that without knowledge and technology, a country’s economy cannot grow. In the same way, the church cannot grow without teaching and training, and neither can the ministry.

In order for the church to grow, we must improve the spirituality of the members as a whole, especially in these four areas. The first is their total commitment to God. Second is their willingness to serve with a servant attitude. The third is their willingness to actively involve in evangelism. The fourth is their ability to have Christ-like character.

When we empower all members in these four areas, we can increase the productivity of the church and lead more people to believe in Jesus.

经济学与门徒训练

经济学处理的一个问题就是如何使有限的资源功能最大化,以生产出最有价值的产品。那要怎样才能使资源功能最大化,生产出最有价值的产品呢?为什么某些国家的生产力会比其他的国家高?为什么某些国家的人均收入会是其他国家的几倍呢?是什么因素使到一些国家是发达国家,一些是发展中国家,一些是贫穷国家呢?

这其中关键的因素就是知识与技术。道理大家都知道,有知识与技术的国家就是王者。没有知识与技术的国家只能是陪跑或者是被剥削者。越是有尖端技术的国家,就越能把生产力发挥到极限,获取最大的回报。不论是工业生产,或是提供专业服务,拥有知识与技术的人,就能把产能最大化,发挥最大的经济效益。

举个例子:

A国拥有天然铁矿,但是没有提炼钢铁的技术,更加没有高端的工业技术,因此只能出口天然铁矿获取经济来源。

B国拥有天然铁矿,也有提炼钢铁的技术,但是没有高端的工业技术,因此只能出口铁矿以及半加工钢铁以获取经济来源。

C国没有天然铁矿,但是有高端的工业技术,可以制造各类机械以及汽车,并出口机械以及汽车到世界各地。不但如此,他们还能提供各类金融服务以及商业咨询。他们从A国进口原材料,并把机械与汽车出口到A国,赚取巨额的贸易差价。

那你说,那一个国家的经济产能最高?那一个国家的经济最富裕?

答案显而易见。拥有知识以及技术的国家才能把产能最大化并带来最大的经济效益。谁有能力把一块铁有次序的加工,使之成为一辆汽车,那谁就是赢家。那我问你一个问题:是卖原铁矿,还是卖汽车赚的钱多?

这些经济原理可否应用在教会里?经济原理可否使教会更加进步成长?

我相信同样的原则可以应用在教会里。教会唯有在会友的生产力不断提高的情况下,才能把产能最大化,使教会更加成长。然而,怎样把会友的生产力提高呢?答案只有一个,那就是透过教导与训练。越是注重教导与训练的教会,产能就越高,越不注重教导与训练的教会,产能就越低。

我国如果想要更加进步繁荣,那就必须提升知识以及技术的能力。不单只是少数人的知识与技术,而是整体国民的知识以及技术。这样外国投资者才愿意来我国投资。我想当一间公司考虑是否要来我国设厂,他们考虑的第一个因素就是我国是否有相关的人才可以支持他们在这里的生产。要是我们没有相关人才,也没有上下游业的支持,那就算有税务优惠或商业配套,那他们也不会来我国设厂。很简单,你会跑到寮国设立一间高科技电子工厂吗?

同样的,教会如果没有训练整体性的人才,那教会如何成长?

这里我们可以作一个结论:没有知识与科技,国家的经济就不能发展。同样的,教会没有教导训练,那事工也不能发展。

要使到教会成长,我们就必须提升整体会友的知识与技术,特别是在这四方面。第一是他们对上帝的全然委身。第二是他们能以仆人态度服侍的心志。第三是他们乐意积极的传福音。第四是他们能学像基督的品格。

当我们在这四方面提升全体会友的能力时,我们就能提高教会的生产力,发挥产能,带领更多人相信耶稣。

Pengertian Saya Tentang Permuridan

Salah satu tugas yang sulit dalam pemuridan adalah bagaimana menggalakan para angkota untuk berkomitmen dengan jangka panjang secara efektif. Membantu jemaah untuk berkomitmen dalam pemuridan tidak dapat dilakukan dengan hadiah atau hukuman, karena gereja tidak memiliki kekayaan dan kuasa untuk memberikan hadiah atau hukuman yang substansial. Apa yang salalu berlaku di masyarakat tidak boleh digunakan di gereja.

Untuk membuat permuridan dengan baik, kita harus memperkuat motivasi dari hati. Hanya dengan merangsang motivasi dari dalam diri para angkota, mereka dapat dilatih secara efektif untuk menjadi seorang murid Yesus yang berkomitmen. Untuk memotivasi hati para jemaah, kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

1) Tekankan otonomi anggota, yaitu, biarkan anggota membuat keputusannya sendiri, dan jangan memaksa atau mengancam, atau membangkitkan rasa bersalah dalam diri anggota untuk membuatnya patuh. Agar pemuridan menjadi efektif, anggota harus dimotivasikan secara sukarela tanpa dikendalikan. Tidak seorang pun ingin dipaksa. Seperti kata pepatah, sesuatu yang dipaksakan tidaklah manis, dan pemuridan di bawah paksaan tidak ada ertinya.

2) Tekankan bahawa pemuridan adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh para anggota secara kompeten dan yang memberi mereka rasa pencapaian. Semua orang menginginkan rasa pencapaian dalam segala hal yang mereka lakukan. Rasa pencapaian adalah motivasi dalam hati yang terbaik, dan itulah yang memotivasi orang secara dalam. Manusia selalu ingin lebih maju, lebih bertumbuh, dan menjadi orang yang dapat memberikan keberkatian yang lebih besar. Ketika anggota mengalami pertumbuhan melalui pemuridan dan memberikan kebaikan yang lebih besar kepada gereja atau masyarakat melalui pelayanan, kepuasan hati mereka adalah motivasi dalaman yang terbesar.

(3) Pemuridan harus memperkuat hubungan di antara para anggota, memampukan mereka untuk saling mendukung, dan memenuhi keperluan mereka untuk mengasihi dan dikasihi. Ketika para anggota menemukan dukungan hati melalui pemuridan, mereka akan bermotivasi untuk membangun kepemimpinan gereja dan berada dalam lingkungan yang lebih baik untuk saling mendukung dan melengkapi satu sama lain, bukannya saling menyerang.

4) Filosofi (pengertian)pemuridan harus difahami oleh para anggota. Filosofi itu mestilah menjadi filosofi para anggota, bukan “Filosofi Vicar” sahaja. Para anggota harus meresapi filosofi pemuridan sebagai sebahagian dari diri mereka sendiri, bukan sebagai satu interjeksi (pemaksaan). Kita menginginkan internalisasi (identifikasi dengan filosofi), bukan interjeksi. Hanya filosofi yang diresapi ke dalam hati dapat membawa motivasi jangka panjang. Interjeksi hanya merupakan motivasi jangka pendek kerana tidak berasal dari hati. Oleh kerana itu, menjelaskan filosofi pemuridan dari segi Alkitab adalah suatu keharusan yang amat penting dalam pemuridan.

Ini adalah apa yang Vicar mahu kongsikan. Saya akan terus mengkongsikan sebab-sebab kenapa kita harus membuat permuridan. Haraplah pemuridan dapat sambutan yang baik dari para jemaah.