Manusia dilahirkan dengan banyak naluri, beberapa di antaranya bermanfaat, beberapa di antaranya berbahaya, dan beberapa di antaranya mungkin menguntungkan atau merugikan. Sebagai contoh, naluri manusia adalah mengambil energi makanan berlebih dan mengubahnya menjadi lemak untuk disimpan untuk keadaan darurat. Hal ini dapat bermanfaat dalam keadaan darurat dengan menyediakan energi bagi manusia dan memperpanjang umur mereka. Namun dalam keadaan normal, hal ini dapat menjadi terlebih gemuk dan menyebabkan masalah kesihatan yang berbahaya.
Makan adalah naluri manusia kerana kebutuhan untuk mengisi energi. Untuk mempertahankan hidup kita, otak harus mendorong kita untuk makan lebih banyak. Untuk itu, otak kita mengeluarkan dopamin (hormon kenikmatan) untuk membuat kita merasa senang dan bahagia saat makan. Inilah sebabnya mengapa kita berada dalam suasana hati yang sangat bahagia ketika menikmati makanan yang lazat. Naluri ini pada awalnya bermanfaat, terutama dalam menghadapi kelaparan. Namun, pada masa yang biasa seperti sekarang, hal ini telah menjadi masalah besar bagi kesihatan manusia.
Oleh kerana itu, untuk menghadapi naluri manusia untuk makan, kita harus melawannya. Hanya dengan melawan dan membatasi naluri makan, manusia dapat memiliki tubuh yang sihat.
Alasan yang sama dapat diterapkan pada semua naluri manusia.
Contoh lain: naluri manusia adalah merasa nyaman sehingga kita dapat menghemat energi dan mencegah tubuh kita menggunakan terlalu banyak energi. Naluri ini melindungi hidup kita dan memungkinkan kita untuk hidup selama mungkin dalam menghadapi kekurangan makanan dan keadaan kehidupan yang buruk. Namun dalam masyarakat modern yang sangat kompetitif ini, kenyamanan akan membuat kita kalah bersaing dan tersingkir oleh masyarakat. Jadi untuk menjadi lebih kompetitif, kita harus melawan naluri kita untuk mencari kenyamanan sehingga kita dapat bertumbuh lebih banyak.
Demikian pula di dalam gereja, sikap nyaman menghalangi kita untuk memenuhi misi Tuhan. Meskipun kenyamanan adalah naluri kita, kita tidak dapat membiarkan naluri ini mengendalikan kita. Kita harus berjuang melawan kenyamanan dan harus mahu bekerja untuk keluar dari zona nyaman.
Banyak anggota yang enggan menyertai dalam pemuridan memiliki satu kesamaan: mereka takut bahawa mereka tidak dapat menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Mereka juga takut untuk meninggalkan zon nyaman mereka dan menghadapi tuntutan pemuridan.
Yang benar adalah bahawa pemuridan kita bersifat progresif, terus berkembang dari waktu ke waktu. Orang-orang tidak perlu khawatir tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah mereka atau tidak memahami apa yang mereka baca. Pekerjaan rumah dapat dimulai dari yang sederhana dan kemudian berkembang secara perlahan. Jika pekerjaan rumah untuk membaca tidak dimengerti, pastor akan menjelaskannya selama pelajaran berlangsung. Oleh karena itu, tujuan dari mengerjakan pekerjaan rumah adalah agar Anda “menaruh hati Anda ke dalamnya”. Selama Anda menaruh hati Anda pada apa yang diminta, pastor akan dengan senang hati menerima pekerjaan rumah Anda.
Naluri manusia tidak menyukai kerja keras, tetapi menyukai kenyamanan. Namun, jika kita ingin bertumbuh, kita harus melawan naluri kita.