In the previous sharing, we talked about organizations and how organisations have always been a tool used by mankind to bring together the strength of a group of people to accomplish a task that could not be done by an individual. If one does not rely on organisations, but only on the strength of individuals, then the results achieved are very limited and inefficient.
There are two theories in economics. The first is neoclassical economics, which advocates a free market economy and the ability of individuals to make rational choices. They believe in the “invisible hand” of the market, and the market will automatically regulate production according to the demand and supply, so as to maximise the use of resources. However, the market often fails to optimize the allocation of resources because of the operational costs and market operational failure.
The second is the New Institutional Economics which argues that we cannot rely on market regulation. The reason is because of the existent of market operational failures, monopolies, information asymmetry, etc., all these contribute to the failure of maximising the use of resources. They advocate that in addition to the market regulation, people must also be regulated through the management of the corporate hierarchy, that is, the “invisible hand”, in order to maximise the use of resources, and optimize the allocation of resources.
However, regardless of whether it is the “invisible hand” or the “visible hand”, as long as human greed, selfishness, power-seeking, desire, etc., still exist, there will be many self-serving things that satisfy personal interests at the expense of the general public. Human evil nature remains a challenge to maximise the use of society’s resources.
The same happens in the church. Selfishness is the greatest challenge to the church growth. Whether it is a monetary or human resources, church resources are often given by 20% of the members, in order to provide the needs of 80% of the people. As you can see, It is common for the church to have the following:
1. 20-30% of the church parish roll are members who do not attend church services and are missing. Many of them only appear when they are gone to be with the Lord. Certainly, their spiritual life is awful.
2. 20-30% of the members of the church only attend church services occasionally. They didn’t participate in church ministry, but will make some financial contributions occasionally. Their spiritual life is not known.
3. Another 20-30% of the church members attend worship services regularly. They seldom participate in ministry. They may participate in certain church special events, and their spiritual life is not so good.
The common thing that the above have in common is “self-centred”. To put it bluntly, they are selfish and only look at their own interests in church.
What should we do in such a situation? How to mobilize these 80%?
I think the only way for the church to optimise the use of resources is to teach the members to understand the words of God and to motivate them to be more committed to God. Without optimising the use of resources, how can the church accomplish so many ministries? As you can see, the church needs to arrange worship services, arrange various stages of teaching, care for members, promote missions, promote social work, plant churches, train leaders, organize ministries for all ages, and so on. If we do not integrate and optimise the resources of the church, how can we cope with the needs?
Imagine 80% of the church’s manpower is not accessible. Not only are they unable to contribute, but they consume the limited resources of the church. Under such circumstances, how can the church develop? (Of course the elderly and infirm are not in my discussion, they have done their part and now it is time for them to enjoy the life).
This is the reason why in our discipleship training, our primary goal is to improve the level of commitment of our members. As members become more committed to God, they will be less selfish and the less they will seek to benefit themselves. Only then will they be able to contribute and the resources of the church will increase to accomplish the many ministries that need to be accomplished.
Organisasi selalu menjadi alat yang digunakan manusia untuk mengumpulkan kekuatan sekumpulan orang untuk menyelesaikan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh seorang individu. Jika kita mengandalkan kekuatan individu tanpa organisasi, hasilnya akan sangat kecil dan tidak efisien.
Namun, ketika sekumpulan orang dikumpulkan menjadi sebuah organisasi, maka harus diuruskan secara cekap, jika tidak maka akan terjadi kesalahan, ketidakefisienan, kemalasan, pemborosan, rasuah, kekacauan, dan seterusnya, yang akan berujung pada kemunduran organisasi, kebangkrutan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, bagaimana sebuah organisasi dikelola menjadi faktor yang paling penting untuk keberhasilannya. Jika Anda melihat CEO sebuah organisasi, gaji tahunannya biasa mencapai beberapa juta, ditambah dengan berbagai elauan, tunjangan, dan lain-lain, jumlahnya bahkan biasa mencapai puluhan juta. Mengapa pihat pengurusan (atau seorang bos) sebuah organisasi bersedia membayar gaji yang begitu tinggi (ini bermakna kos yang tinggi) untuk menggaji seorang CEO? Selain karana mereka adalah anak bos, tentunya CEO boleh mendatangkan lebih banyak pendapatan bagi organisasi. Logikanya senang difaham, jika saya membayar $10 juta, namun pembayaran ini dapat menghasilkan pendapatan $100 juta, mengapa saya tidak melakukannya?
Tentu saja, tidak jarang organisasi memiliki CEO yang tidak bermampu dan ini membuat organisasi berantakan. Inilah sebab mengapa banyak organisasi jatuh atau bangkrut.
Dalam sebuah organisasi, tanggung jawab utama CEO adalah mengumpulkan informasi terkini tentang perusahaan untuk membuat berbandingan terbaik dan membuat keputusan terbaik. CEO harus berkomunikasi dengan bawahannya untuk memahami masalah yang dihadapi oleh operasi, dan dengan cepat berkoordinasi dengan setiap departemen untuk melakukan perbaikan sehingga masalah dapat diselesaikan secepat mungkin. Disebabkan semua departemen harus menerima perintah darinya, dia adalah orang terbaik untuk mengkoordinasikan semua departemen dan menangani masalah sehingga organisasi dapat menjadi lebih berkesan. Oleh kerana itu, CEO bermusyarat hampir setiap hari untuk mendengarkan laporan, mengumpulkan informasi, memahami situasi terkini dari seluruh organisasi dan membuat keputusan terbaik.
Gereja Anglikan juga merupakan sebuah organisasi dan CEO organisasi ini adalah Uskup. Gereja di bawah Anglikan juga merupakan sebuah organisasi, dan CEO organisasi ini adalah paderi. Dalam struktur organisasi Anglikan masa ini, paderi adalah pengerusi gereja yang ditunjuk oleh uskup, iaitu pengambil keputusan gereja. Dengan singkatnya, dalam struktur Anglikan, paderi adalah CEO gereja.
Adakah kita setuju bahwa paderi adalah CEO gereja (sebagai sebuah organisasi)? Jika kita semua setuju akan hal ini, berdasarkan penjelasan di atas, maka kita harus mengajukan satu pertanyaan: Adakah paderi adalah alasan utama pertumbuhan dan kemunduran gereja? Jika ya, lalu mengapa kita hanya melatih mereka di sekolah Alkitab? Mengapa kita melatih para paderi hampir tidak ada yang berkaitan dengan pengurusan? Adakah para paderi mampu mengelola gereja selepas perlajaran di sekolah Alkitab?
Kriteria yang digunakan oleh Anglikan untuk menahbiskan seorang paderi saat ini adalah gelar teologi, rekomendasi dari gereja dan persetujuan dari uskup, serta lulus kursus MICPE dan Kursus Pembinaan Rohani, setelah itu paderi dapat ditahbiskan. Kita tidak pernah menilai kemampuan mereka dibidang pengurusan.
Kenapa kita andaikan bahawa kehidupan rohani sama dengan kemampuan dalam pengurusan? Adakah andaian ini benar?
Kenapa kita mengandaikan bahawa kehidupan rohani yang baik akan menghasilkan mutu pengurusan yang baik. Adakah andaian ini benar?
Adakah kita yakin andaian-andaian ini benar? Adakah kita 100% yakin? Jika kita tidak begitu yakin, mengapa kita tidak pernah memeriksanya?
Apa hubungan pemuridan dengan pengurusan organisasi? Tentu saja ada. Sebenarnya pemuridan adalah sebuah sistem pengurusan. Pemuridan bukan hanya sekedar pengajaran dan pelatihan dalam Alkitab. Pemuridan adalah sebuah sistem pengurusan gereja yang berkesan. Melalui sistem ini, paderi dapat memiliki arah pelayanan yang jelas, filosofi pelayanan, metodologi pelayanan, dan cara pelayanan.
Sayangnya, kita tidak tahu banyak tentang pemuridan dan kita selalu berfikir bahawa pemuridan adalah tentang belajar Alkitab. Ini adalah satu salah fahaman yang amat dikesali.
Organisation has always been a tool used by mankind to gather the strength of a group of people to accomplish a task that cannot be done by an individual. If we rely on the strength of individuals without an organisation, the results will be very small and inefficient.
However, when a group of people is gathered into an Organisation, it has to be managed optimally, otherwise there will be mistakes, inefficiency, laziness, wastage, corruption, chaos and so on and so forth, which will lead to organisational decline, bankruptcy and so on.
Therefore, how an Organisation is managed becomes the most critical factor for its success. If you look at the CEO of an Organisation, the annual salary can be several million, plus various allowances, benefits, etc., the number can even be tens of millions. Why would the board of directors (or the boss) of an Organisation be willing to pay such a high salary (high cost) to hire a CEO? Apart from the fact that they are the boss’s children, surely the CEO can bring in more revenue for the Organisation. The logic is simple, if I pay $10 million, but this payment can bring in $100 million in revenue, then why wouldn’t I do it?
Of course, it is not uncommon for organisations to have incompetent executives who leave the organisation in shambles. This is the reason why many organisations fall or go bankrupt.
In an organisation, the CEO’s main responsibility is to gather the most current information about the company in order to make the best trade-offs and to make the best decisions. The CEO has to communicate with his subordinates in order to understand the problems faced by the operation and to coordinate with each department to make improvements so that the problems can be solved as quickly as possible. Since all the departments have to take orders from him, he is the best person to coordinate all the departments and deal with the problems so that the organisation can be more efficient. Therefore the CEO has various meetings almost every day to listen to reports, gather information, understand the current situation of the whole organisation and make the best decisions.
The Diocese is also an organisation and the CEO of this organisation is the Bishop. The church under the Diocese is also an organisation, and the CEO of this organisation is the priest. In the current organisational structure of the Anglican Church, the priest is the Chairman of the church appointed by the bishop, that is, the decision-maker of the church. In short, in the Anglican structure, the priest is the CEO of the church.
Do we agree that the priest is the CEO of the church (church is an organisation)? If we all agree on this point, based on the discussion above, then we have to ask this question: Is the priest the key reason for the growth and decline of the church? If so, then why do we give them theologically training only? Why is it that we didn’t train the priests in administration? Are priests capable of managing churches after graduating from seminaries?
The Diocese current criteria for ordaining a priest are a theological degree, a recommendation from the church and the approval of the bishop, and the passing of the MICPE course and the Spiritual Formation Course, after which the pastor can be ordained. We never evaluate his/her capability in managing a church.
It seems like we have assumed that spiritual life is sufficient for the priest to manage a church. Is this assumption correct?
It seems like we have assumed a good spiritual life leads to good management skills. Is this assumption correct?
Are we sure these assumptions are correct? Are we 100% sure? If we are not so sure, then why don’t we ever review them? Why do we let this issue continue without any evaluation?
What does Discipleship Training have to do with organisational management? Let me share with you. In fact, discipleship training is a management system. Discipleship training is not just about teaching and training in the Bible. Discipleship Training is an effective church management system. Through this system, the pastor can have a clear pastoral direction, pastoral philosophy, pastoral methodology, and pastoral skills.
Unfortunately, we don’t know much about discipleship training and we always think that discipleship is all about Bible study. This is a big mistake with much regret.
Organisasi selalu menjadi alat yang digunakan manusia untuk mengumpulkan kekuatan sekumpulan orang untuk menyelesaikan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh seorang individu. Jika kita mengandalkan kekuatan individu tanpa organisasi, hasilnya akan sangat kecil dan tidak efisien.
Namun, ketika sekumpulan orang dikumpulkan menjadi sebuah organisasi, maka harus diuruskan secara cekap, jika tidak maka akan terjadi kesalahan, ketidakefisienan, kemalasan, pemborosan, rasuah, kekacauan, dan seterusnya, yang akan berujung pada kemunduran organisasi, kebangkrutan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, bagaimana sebuah organisasi dikelola menjadi faktor yang paling penting untuk keberhasilannya. Jika Anda melihat CEO sebuah organisasi, gaji tahunannya biasa mencapai beberapa juta, ditambah dengan berbagai elauan, tunjangan, dan lain-lain, jumlahnya bahkan biasa mencapai puluhan juta. Mengapa pihat pengurusan (atau seorang bos) sebuah organisasi bersedia membayar gaji yang begitu tinggi (ini bermakna kos yang tinggi) untuk menggaji seorang CEO? Selain karana mereka adalah anak bos, tentunya CEO boleh mendatangkan lebih banyak pendapatan bagi organisasi. Logikanya senang difaham, jika saya membayar $10 juta, namun pembayaran ini dapat menghasilkan pendapatan $100 juta, mengapa saya tidak melakukannya?
Tentu saja, tidak jarang organisasi memiliki CEO yang tidak bermampu dan ini membuat organisasi berantakan. Inilah sebab mengapa banyak organisasi jatuh atau bangkrut.
Dalam sebuah organisasi, tanggung jawab utama CEO adalah mengumpulkan informasi terkini tentang perusahaan untuk membuat berbandingan terbaik dan membuat keputusan terbaik. CEO harus berkomunikasi dengan bawahannya untuk memahami masalah yang dihadapi oleh operasi, dan dengan cepat berkoordinasi dengan setiap departemen untuk melakukan perbaikan sehingga masalah dapat diselesaikan secepat mungkin. Disebabkan semua departemen harus menerima perintah darinya, dia adalah orang terbaik untuk mengkoordinasikan semua departemen dan menangani masalah sehingga organisasi dapat menjadi lebih berkesan. Oleh kerana itu, CEO bermusyarat hampir setiap hari untuk mendengarkan laporan, mengumpulkan informasi, memahami situasi terkini dari seluruh organisasi dan membuat keputusan terbaik.
Gereja Anglikan juga merupakan sebuah organisasi dan CEO organisasi ini adalah Uskup. Gereja di bawah Anglikan juga merupakan sebuah organisasi, dan CEO organisasi ini adalah paderi. Dalam struktur organisasi Anglikan masa ini, paderi adalah pengerusi gereja yang ditunjuk oleh uskup, iaitu pengambil keputusan gereja. Dengan singkatnya, dalam struktur Anglikan, paderi adalah CEO gereja.
Adakah kita setuju bahwa paderi adalah CEO gereja (sebagai sebuah organisasi)? Jika kita semua setuju akan hal ini, berdasarkan penjelasan di atas, maka kita harus mengajukan satu pertanyaan: Adakah paderi adalah alasan utama pertumbuhan dan kemunduran gereja? Jika ya, lalu mengapa kita hanya melatih mereka di sekolah Alkitab? Mengapa kita melatih para paderi hampir tidak ada yang berkaitan dengan pengurusan? Adakah para paderi mampu mengelola gereja selepas perlajaran di sekolah Alkitab?
Kriteria yang digunakan oleh Anglikan untuk menahbiskan seorang paderi saat ini adalah gelar teologi, rekomendasi dari gereja dan persetujuan dari uskup, serta lulus kursus MICPE dan Kursus Pembinaan Rohani, setelah itu paderi dapat ditahbiskan. Kita tidak pernah menilai kemampuan mereka dibidang pengurusan.
Kenapa kita andaikan bahawa kehidupan rohani sama dengan kemampuan dalam pengurusan? Adakah andaian ini benar?
Kenapa kita mengandaikan bahawa kehidupan rohani yang baik akan menghasilkan mutu pengurusan yang baik. Adakah andaian ini benar?
Adakah kita yakin andaian-andaian ini benar? Adakah kita 100% yakin? Jika kita tidak begitu yakin, mengapa kita tidak pernah memeriksanya?
Apa hubungan pemuridan dengan pengurusan organisasi? Tentu saja ada. Sebenarnya pemuridan adalah sebuah sistem pengurusan. Pemuridan bukan hanya sekedar pengajaran dan pelatihan dalam Alkitab. Pemuridan adalah sebuah sistem pengurusan gereja yang berkesan. Melalui sistem ini, paderi dapat memiliki arah pelayanan yang jelas, filosofi pelayanan, metodologi pelayanan, dan cara pelayanan.
Sayangnya, kita tidak tahu banyak tentang pemuridan dan kita selalu berfikir bahawa pemuridan adalah tentang belajar Alkitab. Ini adalah satu salah fahaman yang amat dikesali.
Perkongsian Vicar – (Kesepuluh) Organisasi dan Pemuridan
Organisasi selalu menjadi alat yang digunakan manusia untuk mengumpulkan kekuatan sekumpulan orang untuk menyelesaikan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh seorang individu. Jika kita mengandalkan kekuatan individu tanpa organisasi, hasilnya akan sangat kecil dan tidak efisien.
Namun, ketika sekumpulan orang dikumpulkan menjadi sebuah organisasi, maka harus diuruskan secara cekap, jika tidak maka akan terjadi kesalahan, ketidakefisienan, kemalasan, pemborosan, rasuah, kekacauan, dan seterusnya, yang akan berujung pada kemunduran organisasi, kebangkrutan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, bagaimana sebuah organisasi dikelola menjadi faktor yang paling penting untuk keberhasilannya. Jika Anda melihat CEO sebuah organisasi, gaji tahunannya biasa mencapai beberapa juta, ditambah dengan berbagai elauan, tunjangan, dan lain-lain, jumlahnya bahkan biasa mencapai puluhan juta. Mengapa pihat pengurusan (atau seorang bos) sebuah organisasi bersedia membayar gaji yang begitu tinggi (ini bermakna kos yang tinggi) untuk menggaji seorang CEO? Selain karana mereka adalah anak bos, tentunya CEO boleh mendatangkan lebih banyak pendapatan bagi organisasi. Logikanya senang difaham, jika saya membayar $10 juta, namun pembayaran ini dapat menghasilkan pendapatan $100 juta, mengapa saya tidak melakukannya?
Tentu saja, tidak jarang organisasi memiliki CEO yang tidak bermampu dan ini membuat organisasi berantakan. Inilah sebab mengapa banyak organisasi jatuh atau bangkrut.
Dalam sebuah organisasi, tanggung jawab utama CEO adalah mengumpulkan informasi terkini tentang perusahaan untuk membuat berbandingan terbaik dan membuat keputusan terbaik. CEO harus berkomunikasi dengan bawahannya untuk memahami masalah yang dihadapi oleh operasi, dan dengan cepat berkoordinasi dengan setiap departemen untuk melakukan perbaikan sehingga masalah dapat diselesaikan secepat mungkin. Disebabkan semua departemen harus menerima perintah darinya, dia adalah orang terbaik untuk mengkoordinasikan semua departemen dan menangani masalah sehingga organisasi dapat menjadi lebih berkesan. Oleh kerana itu, CEO bermusyarat hampir setiap hari untuk mendengarkan laporan, mengumpulkan informasi, memahami situasi terkini dari seluruh organisasi dan membuat keputusan terbaik.
Gereja Anglikan juga merupakan sebuah organisasi dan CEO organisasi ini adalah Uskup. Gereja di bawah Anglikan juga merupakan sebuah organisasi, dan CEO organisasi ini adalah paderi. Dalam struktur organisasi Anglikan masa ini, paderi adalah pengerusi gereja yang ditunjuk oleh uskup, iaitu pengambil keputusan gereja. Dengan singkatnya, dalam struktur Anglikan, paderi adalah CEO gereja.
Adakah kita setuju bahwa paderi adalah CEO gereja (sebagai sebuah organisasi)? Jika kita semua setuju akan hal ini, berdasarkan penjelasan di atas, maka kita harus mengajukan satu pertanyaan: Adakah paderi adalah alasan utama pertumbuhan dan kemunduran gereja? Jika ya, lalu mengapa kita hanya melatih mereka di sekolah Alkitab? Mengapa kita melatih para paderi hampir tidak ada yang berkaitan dengan pengurusan? Adakah para paderi mampu mengelola gereja selepas perlajaran di sekolah Alkitab?
Kriteria yang digunakan oleh Anglikan untuk menahbiskan seorang paderi saat ini adalah gelar teologi, rekomendasi dari gereja dan persetujuan dari uskup, serta lulus kursus MICPE dan Kursus Pembinaan Rohani, setelah itu paderi dapat ditahbiskan. Kita tidak pernah menilai kemampuan mereka dibidang pengurusan.
Kenapa kita andaikan bahawa kehidupan rohani sama dengan kemampuan dalam pengurusan? Adakah andaian ini benar?
Kenapa kita mengandaikan bahawa kehidupan rohani yang baik akan menghasilkan mutu pengurusan yang baik. Adakah andaian ini benar?
Adakah kita yakin andaian-andaian ini benar? Adakah kita 100% yakin? Jika kita tidak begitu yakin, mengapa kita tidak pernah memeriksanya?
Apa hubungan pemuridan dengan pengurusan organisasi? Tentu saja ada. Sebenarnya pemuridan adalah sebuah sistem pengurusan. Pemuridan bukan hanya sekedar pengajaran dan pelatihan dalam Alkitab. Pemuridan adalah sebuah sistem pengurusan gereja yang berkesan. Melalui sistem ini, paderi dapat memiliki arah pelayanan yang jelas, filosofi pelayanan, metodologi pelayanan, dan cara pelayanan.
Sayangnya, kita tidak tahu banyak tentang pemuridan dan kita selalu berfikir bahawa pemuridan adalah tentang belajar Alkitab. Ini adalah satu salah fahaman yang amat dikesali.
Organisation has always been a tool used by mankind to gather the strength of a group of people to accomplish a task that cannot be done by an individual. If we rely on the strength of individuals without an organisation, the results will be very small and inefficient.
However, when a group of people is gathered into an Organisation, it must be managed optimally, otherwise there will be mistakes, inefficiency, laziness, wastage, corruption, chaos and so on and so forth, which will lead to organisational decline, bankruptcy and so on.
Therefore, how an Organisation is managed becomes the most critical factor for its success. If you look at the CEO of an Organisation, the annual salary can be several million, plus various allowances, benefits, etc., the number can even be tens of millions. Why would the board of directors (or the boss) of an Organisation be willing to pay such a high salary (high cost) to hire a CEO? Apart from the fact that they are the boss’s children, surely the CEO can bring in more revenue for the Organisation. The logic is simple, if I pay $10 million, but this payment can bring in $100 million in revenue, then why wouldn’t I do it?
Of course, it is not uncommon for organisations to have incompetent executives who leave the organisation in shambles. This is the reason why many organisations fall or go bankrupt.
In an organisation, the CEO’s main responsibility is to gather the most current information about the company in order to make the best trade-offs and to make the best decisions. The CEO has to communicate with his subordinates in order to understand the problems faced by the operation and to coordinate with each department to make improvements so that the problems can be solved as quickly as possible. Since all the departments have to take orders from him, he is the best person to coordinate all the departments and deal with the problems so that the organisation can be more efficient. Therefore, the CEO has various meetings almost every day to listen to reports, gather information, understand the current situation of the whole organisation and make the best decisions.
The Diocese is also an organisation and the CEO of this organisation is the bishop. The church under the Diocese is also an organisation, and the CEO of this organisation is the priest. In the current organisational structure of the Anglican Church, the priest is the Chairman of the church appointed by the bishop, that is, the decision-maker of the church. In short, in the Anglican structure, the priest is the CEO of the church.
Do we agree that the priest is the CEO of the church (church is an organisation)? If we all agree on this point, based on the discussion above, then we must ask this question: Is the priest the key reason for the growth and decline of the church? If so, then why do we give them theologically training only? Why is it that we didn’t train the priests in administration? Are priests capable of managing churches after graduating from seminaries?
The Diocese current criteria for ordaining a priest are a theological degree, a recommendation from the church and the approval of the bishop, and the passing of the MICPE course and the Spiritual Formation Course, after which the pastor can be ordained. We never evaluate his/her capability in managing a church.
It seems like we have assumed that spiritual life is sufficient for the priest to manage a church. Is this assumption correct?
It seems like we have assumed a good spiritual life leads to good management skills. Is this assumption correct?
Are we sure these assumptions are correct? Are we 100% sure? If we are not so sure, then why don’t we ever review them? Why do we let this issue continue without any evaluation?
What does Discipleship Training have to do with organisational management? Let me share with you. In fact, discipleship training is a management system. Discipleship training is not just about teaching and training in the Bible. Discipleship Training is an effective church management system. Through this system, the pastor can have a clear pastoral direction, pastoral philosophy, pastoral methodology, and pastoral skills.
Unfortunately, we don’t know much about discipleship training and we always think that discipleship is all about Bible study. This is a big mistake with much regret.
Dalam perkongsian sebelumnya, kita telah membahas tentang bagaimana semua benda, badan, institusi, organisasi, dan universitas adalah sebuah sistem. Dalam sebuah sistem pasti ada tiga bahagian, yang meliputi 1) elemen-elemen yang membentuknya, 2) hubungan antara elemen, dan 3) fungsi-fungsi yang dihasirkan. Kita juga sudah membahas tentang bagaimana hubungan antar elemen sangat penting dalam suatu sistem, karena hubungan itulah yang memungkinkan elemen-elemen berfungsi.
Pada bahagian ini, kita akan membicarakan tentang pentingnya fungsi sistem.
Sangatlah penting untuk mengetahui dengan jelas apa fungsi dari sebuah sistem, dan jika arahnya salah, maka semua kerja keras akan sia-sia.
Ambil contoh: fungsi rumah sakit adalah untuk menyelamatkan nyawa. Jika fungsi rumah sakit adalah untuk menghasilkan untung, maka rumah sakit akan menjadi organisasi komersial. Walaupun ada seorang pesakit meninggal di depan pintu, jika tidak ada wang, doktor tidak akan menyelamatkannya.
Demikian pula, fungsi sekolah adalah untuk memberikan pendidikan agar para siswa dapat menjadi orang yang lebih baik dan bersumbang kepada masyarakat. Jika tujuan sekolah adalah untuk menghasilkan wang, maka sekolah adalah organisasi komersial dan pendidikan menjadi saru benda untuk di jual.
Fungsi sistem menentukan arah dan operasi sistem. Misalnya sebuah panggung wayang. Fungsi panggung wayang adalah untuk memberikan hiburan, sehingga penonton dapat terhibur saat menonton wayang. Oleh karena itu, panggung wayang akan menjual popcorn, makanan ringan, dan minuman di pintu masuk untuk menambah hiburan bagi para penonton. Panggung wayang tidak akan mengadakan kuliah akademis di pintu masuk untuk menjelaskan sudut pandang lakon, atau membahas makna filosofis dari kalimat tertentu dalam dialog aktor, atau membahas dunia batin dari ekspresi aktor, dan sebagainya. Adakah anda pernah nampat mana-mana panggung wayang melakukan hal ini?
Adakah sebuah panggung wayang akan mengadakan simposium di depan pintunya? Tidak, mereka tidak melakukannya! Mengapa tidak? Kerana fungsi panggung wayang bukanlah akademis.
Hal ini menunjukkan bahawa fungsi sistem menentukan ke mana arah sistem tersebut.
Dengan cara yang sama jika kita tidak memahami fungsi gereja, maka kita tidak tahu ke mana kita akan pergi. Apakah fungsi dari gereja? Adakah gereja sebuah tempat untuk menyediakan persekutuan bagi para anggotanya? Adakah gereja sebuah tempat untuk membantu para anggota menghadapi kesulitan? Adakah itu sebuah badan amal? Adakah itu tempat perawatan? Adakah itu tempat konseling? Adakah itu tempat untuk bersantai dan bersenang-senang?
Jika kita tidak tahu apa fungsi gereja, kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan di gereja. Bagaimana kita tahu apa fungsi gereja? Apakah dasar pemikiran kita? Saya fikir kita semua dapat setuju bahwa kita harus mendasarkannya pada apa yang Alkitab ajarkan.
Jika Anda memahami Firman Alkitab, saya pasti Anda akan setuju bahawa ada dua hal yang sangat dijunjung tinggi oleh Alkitab. Yang pertama adalah keselamatan dari Allah, dan yang kedua adalah perubahan hidup setelah keselamatan (yang meliputi penyembahan, kekudusan, kebenaran, dan lain-lain). Oleh karena itu, fungsi gereja adalah untuk memenuhi misi Tuhan (penginjilan) dan mengajar serta melatih para anggotanya untuk menaati ajaran-ajaran Tuhan.
Pemuridan adalah untuk membantu fungsi gereja. Pemuridan adalah sebuah sistem yang menghubungkan para anggota sehingga mereka dapat berfungsi. Jika semua anggota dapat berfungsi, maka gereja dapat berfungsi. Jika tidak, gereja hanya akan menjadi pasir yang tercerai-berai dan berserakan, dan ini sangat disayangkan.
Mengapa gereja tidak dapat berfungsi?
Kerana paderi dan anggotanya tidak dapat berfungsi.
Mengapa paderi dan jemaat tidak dapat berfungsi?
Kerana paderi dan jemaat tidak dapat terhubung dan berfungsi.
Mengapa paderi dan jemaat tidak dapat terhubung dan berfungsi?
Kerana fungsi gereja tidak jelas.
Mengapa fungsi gereja tidak jelas?
Kerana mereka tidak dapat berkomitmen pada Firman Tuhan.
Mengapa mereka tidak dapat berkomitmen pada Firman Tuhan?
Kerana para paderi tidak mengerti fungsi mereka dan oleh kerana itu mereka tidak mengajarkan Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Masalah inti: Jika para paderi terus tidak jelas tentang fungsi mereka, gereja akan terus mengalami disfungsi.
In the previous sharing, we talked about how all objects, bodies, institutions, organisations, and universities are systems. There must be three parts in a system, which includes 1) the elements that make it up, 2) the connections of the elements, and 3) the functions that are brought out. We’ve also talked about how the connection of the elements is crucial in a system because it is the connection that allows the elements to function.
In this sharing, we’re going to talk about the importance of system function.
It is important to be very clear about what function a system is to perform, and if the direction is wrong, then all the hard work will be in vain.
Take an example: the function of a hospital is to save lives. If the function of the hospital is to make money, then the hospital becomes a commercial organisation. Even if the patients die at the door, if there is no money, the doctor will not save them.
Similarly, the function of a school is to provide education so that the students can become better people and contribute to society. If the purpose of a school is to make money, then the school is a commercial organisation and teaching is a commodity.
The function of the system determines the direction and operation of the system. If it is a theatre, then the function of the theatre is to provide entertainment, so that the audience can be entertained while watching the play. Therefore the theatre will sell popcorn, snacks and drinks at the door to increase the entertainment for the audience. The theatre will never hold an academic talk at the door to explain the point of view of the play, or to discuss the philosophical significance of a certain sentence in the actor’s dialogue, or to discuss the inner world of the actor’s expression, and so on. Can you tell me which theatre has done this?
Would a theatre hold a symposium in front of its doors? No, they don’t! Why not? Because the function of the theatre is not academic. This shows that the function of the system determines where the system goes.
In the same way if we don’t understand the function of the church, then we don’t know where we are going. What is the function of the church? Is it a place to provide fellowship for members? Is it a place to help members deal with difficulties? Is it a charity? Is it a place of care? Is it a place of counselling? Is it a place for leisure and enjoyment?
If we don’t know what the function of the church is, we don’t know what to do in the church. How do we know what the function of the church is? What is our rationale? I think we can all agree that we must base it on what the Bible teaches.
If you understand the Bible, I think you will agree that there are two things that Scripture holds in extremely high regard. The first is God’s salvation, and the second is the change of life after salvation (which includes worship, holiness, righteousness, etc.). Therefore, the function of the church is to fulfil God’s mission (evangelism) and to teach and train the members to obey God’s teachings.
Discipleship is to help the church function. Discipleship is a system that connects members so that they can function. If the members can all function, then the church can function. Otherwise, the church will only be scattered sand, which is very unfortunate.
Why can’t the church function?
Because the pastor and the members cannot function.
Why can’t the pastor and members function?
Because pastors and members cannot connect and function.
Why can’t pastors and members connect and function?
Because the function of the church is not clear.
Why is the function of the church not clear?
Because they cannot commit themselves to the Word of God.
Why can’t they commit themselves to the Word of God?
Because pastors are not clear about their function and therefore do not teach God’s Word intentionally.
Core issue: If pastors continue to be unclear about their functions, the church will continue to be dysfunctional.